Minggu, 10 Januari 2016

Hidup itu Gelisah

Hari ini aku sampai pada kesimpulan, bahwa hidup itu gelisah. Kesimpulan ini mungkin hanya berlaku untukku. mungkin karna aku selalu melarikan diri.

aku pikir, setelah aku mengikhlaskan ibuku melepaskan rasa sakitnya. setidaknya aku pikir kegelisahanku akan berkurang. Kegelisahan yang selalu membuatku ingin melarikan diri. aku tidak tahu aku harus mulai menghadapinya dari arah mana. pengalihan perhatian yang selama ini aku lakukan, sama sekali tidak membuat gelisahku berkurang.

Sebetulnya apa yang aku gelisahkan. aku takut jika itu sebenarnya adalah hal sepele yang malah membuatmu tertawa.

Aku sudah tidak memiliki ibu dan aku masih sering merindukannya. aku sudah memiliki pekerjaan yang cukup mapan. aku masih menjadi tulang punggung keluargaku. aku masih memiliki bapak yang teramat sangat mengandalkanku dan aku harus berhati-hati karena dia memegang bom waktu untukku. aku masih memiliki cicilan yang harus aku bayar setiap bulan. aku masih belum bisa mengendalikan pengeluaranku. Meski aku menyelesaikan semua kewajibanku setiap bulan, kadang aku masih takut mengalami defisit. aku masih belum mengurus jaminan kesehatan milikku dan bapakku. aku jadi merasa hidupku sangat rentan. aku takut sewaktu waktu aku membutuhkannya.

Semejak ibuku tidak ada, aku semakin keulitan berkomunikasi dengan orang-orang disekitar rumahku. bahkan tetanggaku tidak pernah menyadari kalau aku tidak ada di rumah setelah berhari-hari. aku harus mencari tempat tinggal baru. aku sudah terlalu lama tinggal di rumahku yang sekarang, dimana di tempat ini aku kehilangan ibuku. aku ingin sedikit mengurangi hal-hal yang terus membuatku mengingat ibuku. Bukan berarti aku ingin melupakannya. Sungguh itu tidak akan mungkin. Dan tepatnya 6 bulan lagi, aku harus menyelesaikan jual beli tanah yang sudah aku janjikan.

ini yang ada dalam pikiranku saat ini. sebagian besar waktuku tersita untuk bekerja. Dan ya, untuk melarikan diri. Aku tidak tahu kenapa aku sangat menyukai hal yang terakhir itu. Aku sadar dengan sesadarnya, bahwa aku harus mulai menyelasikannya. Satu persatu.

Sebetulnya ada hal lain yang aku gelisahkan. aku tidak memiliki cukup tabungan untuk melakukan semua itu. itu artinya aku harus mulai mencari pinjaman. aku harus menyelesaikan semuanya sendiri. Ya, aku harus menyelsaikannya sendiri.

Ini adalah titik dimana aku merasa aku membutuhkan seseorang untuk menguraikan satu persatu kegelisahanku. dia tidak harus meminjamiku uang. sungguh. aku hanya ingin dia ada disini menemaniku menghadapi semua kegelisahanku. memegang taganku dan mengatakan semua akan baik-baik saja.

Dulu itu yang dilakukan ibuku. Sekarang siapa yang akan melakukan itu untukku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar