Minggu, 29 November 2015

70 Hari Berlalu

Apa kabar ibu?

Disini sudah masuk musim hujan dan mulai dingin. Aku masih di temani orang-orang. Tidak terbayangkan dirimu yang harus melewati rasa dingin itu sendiri. Setiap kali aku mau tidur, aku masih sering membayangkan bahwa ibu tidur disana sendiri. biasanya kau selalu meminta punggung kita menempel. dan aku selalu menjadi yang paling protes. Maafkan aku ibu,


Sekarang weekend. Dulu, ketika ibu masih ada dan aku harus merawatmu aku selalu membayangkan weekend yang tenang dimana aku bisa bermalas-malasan sepuasnya. Maafkan aku ibu. Kemarin hari sabtu dan aku betul-betul mengalami weekend yang aku bayangkan. Setelah shalat subuh aku rebahan dikasur. Sepuasnya. aku makan ketika aku lapar, aku minum 2 gelas kopi. aku menonton drama korea favoritku. aku berbaring aku bangun, aku berbaring, bangun lagi. begitu seterusnya. aku tidak menginjakkan kaki ku selangkah pun ke luar rumah. Jika ibu ada disini, aku membayangkan apa yang akan ibu katakan dengan kelakuanku seperti itu. :)

Aku menikmati pada awalnya. Ketika aku ngeh dengan semuanya. aku melihat sekelilingku. ada lemari yang aku belikan untukmu, ada radio yang aku belikan untukmu, ada mangkuk keramik yang kau bilang untuk rumah tangga ku nanti, karpet yang aku duduki pun aku beli karna permintaanmu.Ya Tuhan, jika dulu ibu tidak meminta apa-apa dariku, rumah ini pastinya akan kosong sekali.

Semuanya penuh dengan tanganmu ibu, Aku yakin, jika mereka hidup, mereka mungkin akan sama kehilangannya dengan ku. Dan tiba-tiba aku merasa sepi dan sendiri. Tiba-tiba aku merindukanmu. Tiba-tiba aku ingin mendengar suaramu.

Ibu, Ketika kamu ada. aku merasa aman. karna ibu akan selalu menjamin semuanya baik-baik saja. Jika aku kesal tentang sesuatu, aku akan akan marah padamu dan ibu akan mendengarkan. Sekarang semuanya harus serba aku atasi sendiri. Aku cukup kewalahan. Aku masih belum terbiasa dengan situasi ini. Dulu aku masih bisa pura-pura baik-baik saja. Ya, dulu aku paling suka melarikan diri. Sekarang, aku tidak bisa lagi melarikan diri. Sejauh apapun aku menghindar akhirnya aku harus menghadapi.

Yang selalu ibu ajarkan padaku adalah, jika aku menyerah maka aku kalah. Aku ingat, meskipun aku anakmu satu-satunya. Kau tidak pernah suka mendengar kata "capek" keluar dari mulutku. Ibu tidak suka melihatku mengeluh. Terima kasih ibu, ibu pergi setelah ibu mempersiapkan semuanya. Ibu pergi karna ibu tahu aku akan sanggup bertahan, Iya kan bu? ibu sudah cukup melihatku berlatih kan bu? ibu sudah cukup puas dengan latihanku kan bu?

Ibu, tidak bisakah ibu meminta izin kepada malaikat disana dan menemuiku sebentar walau dalam mimpi? aku butuh omelanmu sekarang. aku butuh tanganmu sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar