Senin, 26 Mei 2014

Dia BIlang: Salut!

Kemarin sore, aku berkumpul dengan teman-teman lamaku. kami pulang dari undangan teman dekat kami dan terjebak hujan. akhirnya kami memutuskan untuk berteduh sambil makan bersama. kami ngobrol banyak hal. kemudian sampai pada hal pekerjaan. temanku banyak yang masih fresh graduate. ya, jika aku seperti mereka tahun ini mungkin aku juga baru lulus. Kami berbincang bagaimana interview kami berjalan. Ada yang sudah tes sampai tahap akhir tapi kemudian tidak lolos di tes kesehatan fisik. aku juga bercerita tentang pengalaman interviewku. Aku juga bercerita tentang bagaimana dulu aku hampir putus asa karena selalu ditolak setiap perusahaan.

Belum lagi seperti yang aku ceritakan di postinganku sebelumnya, waktu itu ibuku sedang sakit parah. Waktu itu masih aku ingat dengan jelas dan mungkin tak akan pernah aku lupa. Pada hari Kamis di bulan Oktober 2012 aku mengantar ibuku check up ke dokter. karena penyakitnya diabetes dan memiliki abses di kakinya, dokter memvonis bahwa kaki ibuku harus di amputasi. sebenarnya, dokter yang kami datangi sebelumnya juga sudah memvonis ibuku seperti itu. jadi pada saat itu, itu adalah vonis kedua untuk ibuku. 

Aku merasakan emosi yang luar biasa. Marah, kesal, putus asa, takut. Ya, saat itu aku takut. aku tidak memiliki seseorang yang bisa ku pengang tangannya untuk berkeluh kesah selain ibuku. Aku takut, bagaimana jika itulah akhirnya. kaki Ibuku di amputasi dan beliau menjadi cacat. Sungguh, betapa pun aku berusaha untuk kuat, aku tidak bisa berdiri tegak di atas kakiku. aku menjadi gadis cengeng dan mudah putus asa. kepada siapa pun yang berbicara denganku tentang kondisi ibuku, aku selalu menangis. 

Tapi kemudian pada hari itu. setelah aku mendengarkan vonis kedua ibuku, aku menerima surat yang aku tunggu. Surat panggilan tes kerja. Kalian tahu bagaimana rasanya? rasanya seperti mendapat seteguk air di tengah gurun pasir. Aku bersemangat lagi. setelah terus-terusan berkutat dengan kondisi ibuku, aku memiliki sesuatu yang dapat mengalihkan fikiranku. Sebenarnya aku ingin bilang pada atasanku saat ini, karena surat panggilan tes kerja yang mereka kirimkan kepadaku itu teramat sangat berarti. Ya, terima kasih banyak.

Salah satu teman yang sedang berbincang denganku itu bilang : sebenarnya dari dulu aku salut sama kamu. Orang lain mungkin tahu kamu hanya seperti sekarang. Tapi jika mereka memperhatikan kamu dari dulu, harusnya mereka mengerti kenapa kamu bisa seperti ini. Aku tidak tahu apakah ini benar atau tidak, tapi jika di pikir-pikir lagi, itu adalah pujian pertama dari temanku. temanku yang lain terlalu memiliki harapan yang tinggi kepadaku. Sehingga bagi mereka yang aku dapat selama ini adalah hal biasa yang memang seharusnya bisa aku dapatkan. Bukannya aku sombong, tapi aku benar-benar bersyukur bahwa aku dapat melewati masa-masa itu. Aku bersyukur aku memiliki kekuatan untuk melewatinya. walaupun hanya sendiri.

Oktober 2012 adalah gurun pasir bagiku. Tapi di sana juga aku menemukan jejak oasis yang sekarang aku tempati. Aku berharap oasis ini sangat luas, hingga untuk melewatinya aku harus menghabiskan semua sisa hidupku. Aku juga berharap, bahwa apapun yang terjadi aku memiliki kekuatan untuk bisa percaya pada teman-temanku. Oktober 2012, aku menyadari bahwa sendiri itu sungguh melelahkan, bahwa teman itu sangat penting, bahwa sabar itu harus tanpa batas, bahwa kebahagiaan itu pasti datang, bahwa aku hanyalah seorang wanita yang pura-pura kuat, bahwa lelah itu mutlak dalam hidup. dan yang paling penting, oktober 2012 memberitahuku bahwa aku sangat menyayangi ibu dan bapakku seburuk apapun mereka, aku menyayangi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar