Selasa, 23 Oktober 2012

Jika Kamu Ingin Sesuatu, Kamu Harus Siap Melepaskan Sesuatu

Selalu takut jika harus mengingat pepatah itu. aku menginginkan banyak hal, tapi tidak pernah sanggup untuk melepaskan sesuatu yang aku miliki. Saat ini aku selalu berharap jika kalimat itu tidak sepenuhnya benar. aku ingin merasakan kebahagiaan yang lengkap. aku tidak ingin merasakan kebahagiaan hanya dari satu sisi hidupku saja.

Aku tahu jika kehilangan itu mutlak hukumnya. setiap orang pasti akan mengalaminya. tapi dalam hal ini aku akan egois. aku belum mau kehilangan terutama jika itu adalah orang yang aku kasihi, aku cintai, aku sayangi dan aku hormati. bolehlah jika itu hanya barang belaka. tapi jika jiwa, aku belum sanggup.

Lebih baik aku katakan sejelas - jelasnya, saat ini aku sedang mengikuti tes penerimaan pegawai di salah satu universitas. aku teramat sangat ingin bekerja di sana dengan harapan tingkat kesejahteraan nya lebih terjamin. kemarin aku telah mengikuti tes psikotes nya dan ternyata aku lulus. Aku teramat sangat gembira, setidaknya perjuanganku hanya selangkah lagi.

Di sisi lain, ketika aku mendapatkan kebahagiaan ini, ibuku sakit. beliau menderita diabetes type 2. dan ada luka di kelingking kakinya. terakhir dokter bilang bahwa kakinya harus diamputasi. bisa kalian bayangkan betapa aku teramat sangat terguncang. Aku takut karena aku harus menghadapinya seorang diri. aku tidak punya kakak, adik sedangkan saudara-saudaraku tinggalnya berjauhan.

Aku takut jika yang terburuk yang akan menang. aku takut.takut.sangat takut.

Ketika semua itu menimpaku aku merasa ada di perbatasan kutub dan gurun pasir. dinginnya kebahagiaan dan panasnya cobaan aku rasakan bersamaan. Saat itu pula lah aku teringat pepatah itu, jika kamu ingin mendapatkan sesuatu, kamu harus siap melepaskan sesuatu. aku benar-benar takut jika itu lah yang terjadi padaku.

Awalnya aku juga berfikir, jika cobaan ini adalah teguran dariku yang selalu meremehkan teman. hatiku selalu teriak jika aku tidak butuh teman. aku bisa hidup sendiri dan mampu melakukan segala sesuatunya sendiri. tapi ketika ibuku sakit, aku tahu jika aku butuh teman. aku butuh seseorang menggenggam tanganku dan berkata "kamu pasti bisa melewatinya." Ya, aku merasa jadi makhluk paling sombong dan tolol saat itu...

Aku sudah mengakui kesalahanku dan aku akan memperbaikinya. bisa kah aku mendapat kebahagiaan lengkap ku, Yaa Rabb?? Aku mohon Yaa Rabb, jangan putuskan tali kasih sayangMU dariku, karena tanpa kasih sayangMU tanpa tuntunan Lengan Maha Kokoh-Mu itu aku hanyalah seonggok makhluk tak berdaya yang tak punya arti untuk hidup. Aku mohon Yaa Rabb...Engkau adalah satu-satunya tempatku memohon dan menyembah, satu-satunya tempatku mengadu, aku mohon... kabulkanlah doa-doaku.....
Amin Amin Ya Rabb....

2 komentar:

  1. Pengen nangis bacanya. Kebetulan saya baru tau pepatah itu dalam sebuah personal development blog. Ya semoga pepatah ini tidak sepenuhnya benar dan hanya berlaku bagi kepemilikan sesuatu berupa benda saja.
    Amien. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus